Sabtu, 27 Juni 2009

Lomba Lintas Alam Khatulistiwa VIII MAPALA TEKNIK



L o m b a
LINTAS ALAM KHATULISTIWA VIII
( L . A . K )
Antar SLTA se-Kalimantan Barat
Universitas Tanjungpura -
Hutan (Perdana-Sepakat-PARIS) ,
1 Julii 2009
Dalam rangka memperingati
H.U.T ke - 32 Mapala Teknik
Universitas Tanjungpura
MAHASISWA PENCINTA ALAM
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2009

PENDAHULUAN

Lintas Alam Khatulistiwa ( L. A. K ) adalah suatu kegiatan alam terbuka yang berbentuk lomba lintas alam beregu dengan pesertanya siswa – siswi SLTA / sederajat se – Kalimantan Barat dan merupakan agenda tahunan MAPALA TEKNIK Universitas Tanjungpura.
Kegiatan ini memadukan antara lintas alam dengan kuis dan permainan - permainan yang memerlukan ketilitian dan kekompakan tim serta mental dan fisik yang terlatih diantaranya adalah Flying Fox dan Air Soft Gun.
Hingga saat ini, L. A. K telah dilaksanakan sebanyak 7 kali mulai dari tahun 2001 yang berlokasi di sekitar Kampus Universitas Tanjungpura Pontianak, dan yang kedua berlokasi di Pantai Samudra pada bulan April 2002, dan kali ini bertempat di Universitas Tanjungpura-Hutan (Perdana-Sepakat-PARIS) dengan permainan tantangan yang sedang memasyarakat di Kalimantan Barat.
Dengan tujuan untuk menyalurkan waktu dan energi serta semangat para pelajar kita ke arah yang positif dan menumbuhkan rasa persaudaraan antar pelajar se - Kalimantan Barat maka Kami Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura dengan ini mengadakan Lintas Alam Khatulistiwa 2009.

NAMA KEGIATAN

Lomba Lintas Alam Khatulistiwa VIII Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

TUJUAN KEGIATAN

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
1. Memperingati H.U.T ke – 32 MAPALA TEKNIK Universitas Tanjungpura.
2. Menyalurkan energi dan waktu para pelajar ke arah yang positif serta melatih fisik dan mental, kerjasama dan kekompakan tim, pengetahuan, dan prestasi.
3. Memperat tali silaturahmi, solidaritas dan persaudaraan antar pelajar di Kalimantan Barat.4. Terbentuknya generasi muda yang terampil, berwawasan luas dan tangguh baik fisik maupun mental.
PENYELENGGARA

Seluruh Anggota Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

PESERTA

Siswa – siswi SLTA / sederajat, OSIS, Pramuka, Siswa Pecinta Alam, Paskibra, Rohis, PKS, dan penggemar kegiatan alam bebas umum dengan status pelajar SLTA / sederajat se – Kalimantan Barat.

WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN

Tanggal : 1 - 29 Juni 2009
Tempat : Sekretariat MAPALA TEKNIK
Universitas Tanjungpura
Komp. UKM Fak. Teknik UNTAN.
Jl. A.Yani Pontianak.
CP : Andreas (085282278660)
Email :mapalateknik@yahoo.com

PERSYARATAN PESERTA

Ø Peserta merupakan satu tim yang terdiri dari 4 orang (min. 1 putri) dan 1 orang manajer. (setiap organisasi dapat mengirimkan lebih dari 1 tim)
Ø Menyerahkan pas foto 2 x 3 sebanyak 2 lembar dan foto kopi kartu pelajar atau surat tugas dari Organisasi / sekolah yang bersangkutan dan mengembalikan formulir pendaftaran yang telah diisi paling lambat tanggal 29 Juni 2009.
Ø Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 40.000,- per tim + manajer
Ø Melakukan registrasi akhir pada :
Hari / Tanggal : Senin / 29 Juni 2009
Pukul : 15.00-15.30 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALA TEKNIK
Universitas Tanjungpura
Ø Mengikuti Technical Meeting, pada :
Hari / Tanggal : Senin / 29 Juni 2009
Pukul : 15.50-17.00 WIB
Tempat : Sekretariat MAPALA TEKNIK
Universitas Tanjungpura
Ø Mengikuti seluruh jadwal kegiatan.
PERLENGKAPAN PESERTA

Ø Perlengkapan lomba (Sepatu, topi / slayer, pakaian lapangan, alat tulis, dll)
Ø Perlengkapan pribadi (pakaian ganti, alat mandi, alat ibadah, dll)
Ø Perlengkapan P3K tim dan obat – obatan pribadi.

FASILITAS PESERTA

Ø Piagam penghargaan
Ø Stiker
Ø Snack
Ø Penginapan di Sekretariat MAPALA TEKNIK Universitas Tanjungpura (bagi peserta dari luar Pontianak)

HADIAH

Lintas Alam Khatulistiwa ini memperebutkan piala bergilir Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak dan total hadiah Rp. 1.500.000,00 dengan rincian sbb :
Juara I : Rp. 600.000,00 + trophy
Juara II : Rp. 500.000,00 + trophy
Juara III : Rp. 400.000,00 + trophy
Juara IV : trophy
Juara V : trophy
Juara VI : trophy

JADWAL KEGIATAN

Senin, 29 Juni 2009
15.00 – 15.30 : Registrasi akhir
15.30 – 17.00 : Technical Meeting

Rabu, 1 Juli 2009
07.00 – 08.00 : Registrasi Ulang
08.00 – 09.00 : Upacara Pembukaan
09.00 – 15.00 : Kegiatan Lomba L.A.K.
15.00 – 16.00 : ISHOMA
16.00 – 17.00 : Upacara Penutupan + Pengumuman
Pemenang & Pembagian Hadiah

PENUTUP

Semoga dengan terlaksananya Lintas Alam Khatulistiwa 2008 Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura ini dapat menyalurkan energi para pelajar ke arah yang positif serta dapat membentuk generasi muda yang terampil, berwawasan luas dan tangguh baik fisik maupun mental. Amin.

Teknik Survival

TEKNIK SURVIVAL

Teknik Survival Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat api, teknik membuat shelter, teknik membuat trap, teknik mendapatkan air, teknik membuat jejak dan isyarat.1. ApiApi tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.Teknik Membuat ApiBunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.1. MematikCara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.2. Gergaji Api (Fire Saw)Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.3. Fire ThongFire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.2 ShelterShelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat melalui gambar.Gambar bivak alamBentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun.3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.3 TrapSalah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.1. Trap Menggantung (Hanging Snare)Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :a) Kelenturan dahan pohon.b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.2. Trap Tali SederhanaUntuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.3. Trap Lubang PenjeratPerangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.4. Trap MenimpaPerangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap MenimpaPerangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.b) Kayu pohon yang saling menopang.c) Umpan.d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.4.4 AirAir merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung.Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar.Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita.Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum.Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.1. Air langsungBerikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :a) HujanApabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya.b) TanamanTanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.c) Air sungai dan mata airKebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.d) Air kelapaAir kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya.e) Kondensi TanahCara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut :1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.5. Biarkan seharian.2. Air tidak langsungBerikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan terlebih dahulu.a) Lubang airAir yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.b) Air yang menggenangAir yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.Berikut adalah cara menyaring air :1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering atau daun kering.Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut :1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit.2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan setelah tiga puluh menit.3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya.4.5 Jejak dan IsyaratSalah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan.Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh.Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya.Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari korban.Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain

Tips bagi yang Belom Punya GPS

Tips ini ditujukan bagi mereka yg belum memiliki alat GPS (tapi ingin),ataubaru memiliki alat GPS tapi masih belum optimal menggunakannya. Untukyang sudah berpengalaman menggunakan alat GPS, silakan skip saja Tips ini.Tips ini bertujuan untuk menerangkan 'minimum requirement' yg dibuthkanUntuk navigasi dengan kendaraan tanpa menggunakan Peta elektronic (maksudnyaYang built-in di dalam alat GPS), yang kadang susah utk mendapatkannya.Introduksi----------GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, yaitu teknologi yang dapat menentukan koordinat / lokasi kita di atas permukaan bumi dengan bantuan satelit.Dibutuhkan minimum 2 satelit untuk menentukan koordinat secara 2 dimensi, danminimum 3 satelit untuk 3 dimensi (untuk ketinggian). Satelit ini secara ilustrasimembuat 'lingkaran signal'. Karena lokasi satelit tsb berbeda-beda, maka berdasarkandari perpotongan 'lingkaran signal' yg dibuat oleh satelit-2 ini maka alat GPS pundapat menetukan lokasi kita di permukaan bumi. Jadi alat GPS fungsinya hanya sebagaialat penerima dan 'kalkulator' saja.Untuk menggunakan GPS tidak dibutuhkan subscription / tidak harus berlangganan.Beli alatnya dan tinggal pakai.Yang dibutuhkan---------------- Alat GPS mid-level dengan kemampuan display Grafik, misal Magellan M330 atauGarmin (lihat di www.glodokshop.com atau tanya di milis GPS:http://egroups.yahoo.com/group/id-gps)- Peta kasar tujuan perjalanan yang di telah print- Kompas magnetic, atau yang mudah dilihatPerencanaan & Persiapan Perjalanan----------------------------------- Pertama, rencanakan dulu perjalanan anda.- Dalam hal ini, peta kasar mutlak dibutuhkan, baik berupa peta kertas, peta elektronikseperti Microsoft Encarta, atau juga gunakan petaonline dari http://www.citymapsindonesia.com lalu di print- Paling tidak anda tahu kontur daerah dan secara kasar lokasi-2 yg dapat dijadikan'anchor point/petunjuk utama', ada apa di Utara, Selatan, dsb- Jika dapat menentukan lokasi titik2 anchor point tsb dari awal, misalkan mendapat koordinatnya dari teman, maka akan lebih membantu lagi. Masukkan ke dalam alat GPS.- Letakkan alat GPS di tempat yang mudah dilihat & mudah dijangkau, misal dipasangdengan holdernya, dengan Velcro di dashboard mobil, atau minta bantuan navigator untuk mengoperasikannya. Beli velcro di Ace Hardware.- Kompas magnetic di letakkan di tempat yang mudah dilihat, atau beli kaca spion yang ada kompasnya (murah, di Carefur ada yg Rp 25,000 an).- Sediakan juga lampu baca yg mudah dinyalakan di dalam mobil, untuk malam hari.- Baterai alkaline six-pack / secukupnya, atau DC charger alat GPS tsb jika punya.- Letakkan alat GPS di dalam mobil, pastikan bahwa signal dapat ditangkap dengan baik- Jika tidak, maka cari lokasi yg paling baik, atau jika tetap tidak menangkap signal dengan baik krn pakai kaca film V Kool / sejenisnya, maka perlu memasang penguat signal RA-46. Cari info penguat ini di milis GPS (http://egroups.yahoo.com/group/id-gps)Setting alat GPS----------------- Pastikan bahwa alat GPS dapat menerima dan menunjukkan lokasi dengan baik (bandingkan koordinatnya dengan punya teman, dsb)- Set akurasi alat GPS sesuai yang dibutuhkan dan kemampuan memori alat GPS, misalkan perjalanan menempuh 3 hari, total jarak diperkirakan 600 km (200km/hari), maka tidak diperlukan akurasi track di bawah 100 meter. Umumnya saya mengeset pada akurasi 200 muntuk perjalanan beberapa hari.- Pastikan bahwa anda tahu tombol untuk 'Activate Backtrack' atau 'Deactivate Backtrack' di alat GPS.- Membaca koordinat dalam hal ini tidak terlalu dibutuhkan, yang utama adalah membaca display track yang ditunjukkan alat GPS.Cara Kerja----------- Jalankan kendaraan dan pastikan bahwa signal tetap dapat tertangkap dengan baik.- Rencanakan cara penamaan waypoint (koordinat) yg akan anda simpan. Kebiasaan saya adalah menamakan pom bensin dengan akhiran 'F' (Fuel) dan simpang jalan dengan 'C'. Di belakangnya nomer urut, jika multiple. Misalkan: BogorF (pom bensin sekitar Bogor), CiamisC4 (simpang sekitar Ciamis no 4). Hal ini memudahkan search karena nama lokasi di urut menurut alfabet di dalam unit GPS.- Hal yg membantu adalah meletakkannya secara tegak lurus di dashboard sehingga bisa cepat men- save lokasi. Awas, cara ini cukup berbahaya / tidak dianjurkan. Use your own judgement, apakah anda mampu melakukannya atau butuh bantuan navigator.Bernavigasi------------ GPS akan menyimpan track yg dilalui secara otomatis ke dalam unit GPS.- Akurasi yg disimpan adalah sesuai dg yg di set, jika dalam 200 m maka tentunya resolusinya tidak sehalus 20 m, misalnya.- GPS akan mampu menunjukkan arah dan lokasi yg sedang dilalui, cocokkan dengan peta yg telah di print apakah jalur yg dilalui lebih kurang sesuai dg yg di peta, jika perlu beri catatan seperlunya.- Jika tersesat tidak perlu khawatir karena ada 'Backtrack' yg akan memandu kita kembali ke jalur yg telah di lalui.- Ambil alat GPS dan aktifkan 'Activate Backtrack'- Alat GPS akan stop melakukan tracking, dan mengaktifkan Track yg telah disimpan sebelumnya secara otomatis (track mundur)- Beberapa unit GPS (seperti M330, GPS V) mempunyai kemampuan mendisplay track tsb secara visual , sehingga kita akan mudah mengikutinya dalam bentuk jalanan.- Setelah ketemu track yg telah kita ketahui, maka aktifkan kembali alat GPS (set 'Deactivate Backtrack') dan alat GPS pun kembali melakukan tracking.- Activate dan Deactivate Backtrack ini adalah fitur yg cukup membantu, krn kalau tidak screen GPS akan penuh dengan 'garis tersesat', mondar-mandir sehingga cluttered / membingungkan.Kompas Magnetic---------------- Alat GPS biasanya mempunyai kompas elektronik di dalamnya, tetapi akan lebih praktis dan cepat jika kita menggunakan kompas magnetic / kompas kaca spion di dalam mobil.- Gunanya jika kita tersesat, dan kita dapat mengidentifikasinya harus ke arah mana kita menuju, maka kompas tsb akan cukup membantu kita ke arah yg dituju (macro help). Alat GPS memberikan bantuan informasi track, menunjukkan apakah kita hanya berputar-2 di suatu tempat ataukah membuat garis yg relatif lurus ke tujuan tsb (micro help).- Selebihnya adalah FUN dan ENJOY dalam bernavigasi, karena jika tidak yang ada adalah frustasi dan ngomel melulu.... :-)

Kegiatan di alam Bebas

KEGIATAN DI ALAM BEBAS

Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam.
Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), kegemaran (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar menikmati keindahan alam (refreshing). Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (mountaineering), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving) dan yang lainnya.Dan bila diantara sobat ada yang punya hobby menempuh rimba atau mendaki gunung, pastilah kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang (Ranger) untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi (tersesat) atau kehabisan logistic (bekal).Kiat hidup darurat ini penting, walaupun sejak awal sobat telah mempersiapkan segala sesuatu dengan secermat mungkin, tapi alam kerap sulit diprediksi perilakunya, sehingga menjadi suatu keharusan bagi penggiat alam terbuka untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, dan
yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah :
meliputi persiapan alat atau perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca.Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang.

Tapi dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mental kita.Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi para penggiat alam terbuka sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.
Sebagian dari ilmu survival itu :
pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan.
Dan menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk tidak dimakan. untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan:
Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas. jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis:
Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya : tumbuhan pakis, kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).Jenis jambu-jambuan juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-cirinya adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan. Strawbery hutan alias Ucen ,,, enakk lhoo,,,Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan memakan keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil.Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili, gembolo , ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstra hati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung, yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan.Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa, markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak, misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani, arbei hutan, dan anggur hutanboleh dimakanSelain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi. Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang, meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.Nah petunjuk teknis diatas adalah apabila sobat menghadapi situasi darurat yang diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka. Terus bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui, tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju.Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain :a. Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuanperjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikutb. Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yangdimilikic. Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiappersimpangand. Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gununge. Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut, jika dilihat dari arah berlawananf. Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawag. Gunakanlah kompas sebelum tersesath. Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angini. Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu :S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikanT = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapiO = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudiantentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindariP = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskansesuatu yang akan anda lakukanHal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :a. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca burukb. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalananc. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohond. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam dan kalau ada GPSe. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriakf. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapung. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.

MAPALA TEKNIK : Oemetaan Goa Senturo

Rangkaian Kegiatan Pemetaan Goa Senturo
(12 – 15 Agustus 2002)

Senin tanggal 12 Agustus 2002 pukul 06.30 wib ; seluruh tim XPDC ’02 yang berjumlah 13 orang berangkat dari kampus FT- Untan dengan mengendarai bis umum menuju ke-3 lokasi gua pada jalur trayek Pontianak-Seluas, dimana sebelumnya pada hari minggu malam tanggal 11 Agustus 2002 pukul 19.30 Wib. Tim XPDC dilepas Oleh PUDEK III FT UNTAN Bp. Komala Erwan, MT yang juga merupakan salah satu Angkatan Luar Biasa Mapala FT yang diundang beserta anggota –anggota Mapala FT lainnya. Pukul 12.00 Wib Team II XPDC yang beranggotakan ; Vian , Resa , Cokro tiba di Desa Tiga Berkat Kec. Ledo, sedangkan salah satu anggota kami ,Juli sebelumnya sudah turun ke Bengkayang untuk menyelesaikan survey administrasi. Rencana awal kami untuk bertemu Ka-des Tiga Berkat , guna mengkoordinasikan kegiatan kami ternyata gagal, berhubung beliau tidak ditempat. Atas kesepakatan bersama kami memutuskan untuk menunda pemasangan plang dan meneruskan perjalanan. Pukul 14.45 Wib kami berangkat ke Dusun Madi , setelah sebelumnya beberapa saat menunggu kedatangan salah satu anggota kami, Juli. Dengan koordinat 2882,0380 dan sudut kompas 254° kami berjalan menempuh jalan perkerasan dan berbatu dengan jarak ± 3,5 km menuju dusun Madi ,daerah lokasi Gua. Pukul 16.50 Wib kami tiba di dusun Madi dan langsung menemui Ka-dus Bpk. Darmawan Lipah mengkoordinasikan kegiatan kami. Malam hari , setelah istirahat makan kami langsung memulai breafimg yang pertama di rumah Ka-dus guna merencanakan kegiatan esok harinya.
Selasa tanggal 13 Agustus 2002 kami melaksanakan hasil breafing sebelumnya , dimulai dengan persiapan untuk melakukan penyusuran gua bersama Ka-dus dan dua orang pemuda setempat. Pukul 07. 30 Wib. Kami mulai bergerak menempuh perjalanan ke mulut gua yang letaknya di Gn. Serantak dengan melewati jalan kampung , dimana kondisi medannya lumayan terjal , sebagian menyusuri tepian sungai dan mengelilingi bukit-bukit. Tiba di mulut gua pukul 09.05 Wib. Kami langsung mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan , dilanjutkan dengan penyusuran dan pengamatan di dalam gua. Bersama Ka-dus dan dua pemuda setempat kami mengamati dan meneliti kondisi gua serta memasang strength line untuk menentukan posisi stasiun di dalam pemetaan gua nantinya. Menurut informasi, Gua yang kami teliti adalah gua bekas tambang emas yang sudah berberapa tahun tidak digunakan, sehingga awal masuk kami mengalami rintangan seperti kayu – kayu lapuk dan berpaku, genangan air dan berlumpur juga , kotoran kelelawar yang menumpuk. Walaupun demikiaan kami akhirnya selesai melakukan penyusuran gua dan keluar pada pukul 10.13 wib dengan membawa kotoran kekelawar yang diperlukan oleh Ka-dus sebagai pupuk tanaman. Perjalanan kami lanjutkan kelokasi air terjun Batu Timah, yang memiki pontensi wisata dengan menempuh jalan yang medannya ± sama dengan kondisi medan menuju mulut gua; setelah sebelumnya sempat memasang plang nama gua disekitar mulut gua. Tiba di Batu Timah pukul 13.00 wib, kami dihadsapkan pada pemandangan air terjun yang indah, bertikat-tingkat dengan ketingian ± 8 m. Setelah istirahat, mandi dan makan siang sambil mengamati pemandangan alam sekitarnya, kami langsung meneruskan perjalanan pulang ke

Dusun Madi. Pukul 16.20 wib kami tiba di Bendungan Madi dan memutuskan untuk breffing dan menbuat planning untuk kegiataan esok. Pukul 17.30 wib kami tiba di rumah Ka-dus lansung istirahat.
Rabu, 14 Agustus 2002, kami melaksanakan hasil planning yang sudah disepakati,di mulai dengan melakukan pemetaan jalur kemulut gua dan bergerak mulai pukul 07.10 wib tanpa didampingi oleh penduduk setempat. Dalam pemetaan jalur , kami mengunakan alat seperti kompas & peta, dimana pada saat menentukan titik start , kami melakukan resection ke gunumg Bawang dan Gn. Serantak , walaupun kondisi alam pada saat itu berkabut. Perjalanan kami lanjutkan dengan menghitung langkah dan membaca sudut kompas , melewati jalan yang dilalui sebelumnya. Tiba di mulut gua pukul 09.12 Wib , langsung mempersiapkan peralatan & perlengkapan untuk pemetaan sekaligus pembagian tugas ; dimana Vian ,resa, Juli masuk ke dalam untuk melakukan pemetaan sedangkan Cokro di luar , menjaga & mempersiapkan makan siang serta mengamati kondisi alam sekitar mulut gua. Dengan peralatan yang sederhana seperti meteran, kompas , tali rafia, klinometer,helm, webbing, carabiner, worksheet, pen/pensil, alat dokumentasi, kamera, dan alat penerangan seperti senter, obor, lilin; dimana kondisi gua yang sebagian permukaannya ditutupi kotoran kelelawar, berlumpur, dan banyak kayu-kayu lapuk bekas tambang serta paku-paku karat yang banyak bertaburan & membahayakan, sehingga pada awalnya sulit untuk kami beradaptasi dan mengatur teknis pengukuran yang effisien; Namun pada akhirnya kami berhasil memetakan gua pada jalur kiri sepanjang ± 161,95m dan keluar untuk istirahat pukul 12.40 Wib. Sebagai informasi , jalur kiri dari gua ini ternyata beresiko tinggi ,dimana banyak terdapat sumur-sumur dan kolam yang tak terlihat karena tergenang air, kondisi yang gelap sehingga memaksa kami untuk melakukan pengukuran dengan hati-hati. Setelah istirahat makan siang , pemetaan kami lanjutkan sekitar pukul 14.16 wib , dimana yang bertugas untuk menjaga diluar dan mempersiapkan lokasi bivak adalah Juli, sisanya meneruskan pemetaan pada jalur kanan. Dalam pemetaan kali ini kami banyak menemukan kesulitan dalam pengukuran , berhubung medannya yang terjal dan licin serta kondisi gua yang luas dan banyak terdapat lorong-lorong bertingkat dan kamar yang luas sehingga bingung untuk menentukan stasiun-stasiun. Sekitar pukul 16.40 kami memutuskan untuk keluar dari gua dan menuju ke lokasi bivak di tepi sungai,dimana pemetaan akan diteruskan keesokaan harinya. Malam hari seperti biasa kami mengadakan breefing untuk mengevaluasi kegiatan dan membuat planning untuk kegiatan esok.
Kamis, tanggal 15 Agustus 2002 , berdasarkan hasil rapat sebelumnya, pemetaan dilanjutkan dengan target sampai selesai. Pukul 09.15 wib kami berempat masuk ke mulut gua , menyelesaikan pemetaan dengan langkah dan teknis yang berbeda dari sebelumnya dan lebih efektif & effisien sehingga dapat diselesaikan sampai pukul 12.08 wib. Atas kesepakatan bersama kami langsung meninggalkan lokasi gua menuju Dusun Madi , setelah sebelumnya istirahat, makan mandi dan membereskan peralatan dan perlengkapan. Tiba di Dusun Madi sekitar pukul 15.16 wib , kami langsung berpamitan dengan Ka-dus & penduduk setempat , dimana sebelumnya sempat berfoto dan beramah-tamah sambil mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Perjalanan kami lanjutkan menuju desa Tiga Berkat........! Pukul 17.20 wib, Kami tiba di desa Tiga Berkat dan langsung ke rumah Ka-des, untuk mengkoordinasikan tentang pemasangan plank nama gua. Ternyata sekali lagi kami gagal menemui beliau. Walaupun demikian beliau telah berpesan dengan istrinya , bahwa tentang

pemasangan plang tersebut akan ditanganinya. Namun disini kami menemukan ketidakpastian dan berbagai macam kemungkinan,sehimgga kami memutuskan untuk langsung memasang plang tepat pukul 17.50 wib. Ketika akan meneruskan perjalanan ke Bengkayang , ternyata Ka-des yang kami tunggu akhirnya datang, sehingga kami sepakat untuk menunda keberangkatan. Dari pembicaraan kami dengan beliau dalam waktu yang lumayan simgkat itu, dapat kami ambil kesimpulan bahwa beliau sangat mendukung akan kegiatan kami ini. Tambahan pula beliau sebenarnya berencana untuk memasangkan plang tersebut sekitar selesainya kegiatan 17-an berhubung material nya juga belum lengkap. Walaupun demikian kami sangat beruntung sekali ,karena beliau menjanjikan akan merawat dan menjaga plang tersebut. (Asyik oiiiii....!). Jadi untuk pemetaan dan pendataan gua serta pemasangan plang nama gua kami anggap selesai. Setelah berpamitan dan beramah-tamah dengan Kades , kami pun langsung berangkat ke Bengkayang sekitar pukul 19.30 wib dengan mobil angkutan. Malam hari pukul 20.30 wib kami tiba di Bengkayang dan langsung istirahat makan malam dan dilanjutkan dengan breefing.
Jum’at tanggal 16 Agustus 2002, Juli & Resa berangkat mengecek proposal ke Dinas Koperasi dan diteruskan dengan membeli beberapa perlengkapan untuk pendakian. Sedangkan Vian dan Cokro mempersiapkan perlengkapan dan persiapan untuk berangkat. Pukul 14. 15 wib, team II XPDC berangkat ke Sg. Ledo sesuai dengan time schedule untuk berkumpul dengan team I dan team III XPDC ’02 MPL-FT Perjalanan Kami tempuh menggunakan bis umum & tiba di Sg. Ledo sekitar pukul 16.40 wib dan langsung menuju rumah Camat Sg. Ledo Bpk. Clemen Disinilah ke-3 team Pemetaan Gua berkumpul kembali menjadi 1 team besar untuk meneruskan kegiatan Pendakian Gn. Nyiut keesokan harinya tanggal 17 Agustus 2002.



















Hasil Pengamatan Goa Senturo
(12 – 15 Agustus 2002)

A. Flora

· Sekitar gua- dusun Madi
Tumbuh-tumbuhan yang banyak ditemui umumnya tumbuhan yang hidup di hutan tropis yang masih banyak mendapat cahaya matahari . Ada juga macam-macam Anggrek hutan dan bunga-bunga lainnya. Selain itu tumbuhan yang berkhasiat untuk obat-obatan bermacam-macam penyakit yang di kenal dengan nama “ Empedu Tanah” yang banyak terdapat di pegunungan di sekitar wilayah gua.
· Dalam Gua
Tumbuhan yang sering ditemui hanya lumut-lumut yang menempel di dinding gua.
B. Fauna
· Sekitar gua- dusun Madi
Jenis satwa yang sering ditemui disekitar gua seperti ular ,katak , burung-burung hutan yang umumnya sering ditemui pada daerah hutan wilayah Kal-Bar.
Sedangkan hewan / satwa yang bermukim di wilayah dusun Madi umumnya hewan ternak dan peliharaan;seperti; sapi, anjing, ayam babi, itik dll.
· Dalam Gua
Jenis satwa yang sering ditemui di gua adalah kelelawar , tikus, katak, serangga, kepiting tanah , ular dll.
C. Potensi Wisata
· Sekitar gua- dusun Madi
Dalam ruang limgkup sekitar gua (peg. Serantak ) yang kaya akan sumber daya alam dan panorama alam (hamparan perbukitan, air terjun, tebing-tebing, sungai arus deras dll.) merupakan pesona alam yang sangat menarik dan berpotensi untuk menunjang Ekoturisme, Penelitian dan kegiatan Petualangan.
· Dalam Gua
Demikian juga dengan Gua Senturo yang merupakan Gua bekas tambang emas jaman Belanda yang mempunyai potensi dalam kegiatan Ekoturisme, Penelitian terutama dengan ciri khasnya yang mempunyai Populasi Kelelawar yang sangat, serta batu-batuan sebagai bahan tambang emas serta nilai Sejarahnya yang mungkin belum diketahui oleh khalayak ramai dan bernilai tinggi.
D. Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat,
Kehidupan Masyarakat disekitar pegunungan Serantak yang terdiri dari Suku Dayak ini dapat dikatakan sudah maju, tetapi untuk kegiatan Upacara Adat dan Seni Kebudayaannya masih sering dijumpai. Majunya kehidupan masyarakat ini mungkin dipengaruhi oleh masuknya sarana komunikasi dan transportasi seperti TV, Antena Parabola, VCD serta angkutam pedesaan yang menuju kedusun

Madi seminggu dua kali. Selain itu terdapat juga fasilitas pendidikan sekolah dasar dan keagamaan (Gereja) yang turut mendukung majunya kehidupan masyarakat setempat. Sangat disayangkan kondisi jalan untuk mencapai dusun jika diukur dari jalan besar di Desa Tiga Berkat sangat memprihatinkan dan lumayan jauh sehingga masih ada beberapa hasil-hasil pembangunan yang tidak mereka rasakan. Walaupun dari mata pencaharian yang pada umumnya Petani dan Perambah Hutan namun mereka mampu untuk hidup dan membiayai pendidikan anak-anak mereka kekota. Itu menandakan pemikiran mereka yang sudah maju dan berkembang.

AKSESBILITAS

Untuk mencapai Gua Senturo dapat melalui satu rute perjalanan :

No. Rute Perjalanan Kendaraan Waktu (jam) Biaya
1 Pontianak – Bengkayang Bus 4,5 Rp. 13.000,00
2 Bengkayang – Desa Tiga Berkat Bus ¾ Rp. 2.000,00
3 Desa Tiga Berkat – Dusun Madi Ang-des ¼ Rp. 1.000,00
4 Dusun Madi – Lokasi Gua Jalan kaki 1 -

XPDC Gunung Palung Mapala Teknik

MENGAGUMI KEANEKARAGAMAN HAYATI Gn.Palung
Team XPDC : Hudaya, Paskhalia, Nurbaniah, Sudharma, Hence, Sumariadi, Febri, Noviardi, Agus Widiyanto.

Setelah selesai Diksar angkatan VII, 1-14 Agustus di Sukadana dalam rangka Bhakti Mapala FT 95’, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Ekspedisi Pendakian Gn Palung. Selain sebagai salah satu realisasi dari program kerja tetap kepengurusan Mapala FT, ekspedisi ini juga bertujuan sebagai prasyarat bagi anggota Mapala Teknik untuk mendapatkan slayer. Perencanaan awal dan persiapan dari ekspedisi ini sepenuhnya diserahkan kepada angkatan VI dibantu anggota lainnya yang belum pernah melakukan ekspedisi.
Perjalanan dimulai dari Sukadana menuju desa Benawai Agung dengan menggunakan kendaraan umum. Dari Benawai dilanjutkan ke Semanja, kali ini dengan berjalan kaki karena belum ada jalan untuk kendaraan adarat. Setelah kurang lebih setengah jam, tim sampai di Semanja. Disana transportasi berupa 2 buah long Boat bantuan dari KSDA Gn Palung (hasil lobby team awal) telah stand bye dan siap mengantar team menyusur sungai menuju tujuan berikutnya yaitu Munguk Budiman, letaknya tepat di kaki gunung Palung. Munguk Budiman sendiri sejenis shelter atau tempat persinggahan yang dibuat KSDA Gn Palung yang sengaja disediakan bagi para peneliti-peneliti domestik maupun luar negeri yang sedang melakukan penelitian di Gunung Palung.
Saat menyusur, sungai yang disusuri ternyata sedang surut hingga tidak memungkinkan Long Boat yang membawa tim melewati nya lebih lanjut, jadi terpaksa team hanya diantar sampai Bagan Jeri (shelter di tepi sungai bekas camp penebang liar). Dari sana, dibantu seorang pemandu, perjalanan dilanjutkan kembali dengan berjalan kaki menembus hutan menuju Munguk Budiman. Menjelang malam tim tiba dan langsung disambut dengan hangat oleh penghuni lainnya yang mayoritas adalah peneliti-peneliti asing, ada juga beberapa petugas KSDA. Setelah perkenalan dan ramah tamah, team beristirahat di sebuah pendopo untuk tamu/ peninjau. Sebelum tidur, tim briefing untuk mengatur rencana dan teknis perjalanan besok.
Karena mendengar penuturan dari orang-orang di camp yang mengatakan biasanya perjalanan bolak-balik dari kaki sampai puncak Gn. Palung dapat dilakukan hanya satu hari, diputuskan tim hanya akan membawa perbekalan berupa makanan, sisanya ditinggal di pendopo, alasannya untuk meng hemat tenaga. Esoknya, berbekal keyakinan bahwa waktu pendakian akan dicapai selama satu hari, team memulai perjalanan dengan hanya membawa sebuah carrier kecil berisi makanan dan barang lainnya.
Jalur pendakian team mengikuti rute yang biasa dipergunakan para peneliti untuk mencapai puncak Gn. Palung. Medan yang pertama dilalui team adalah daerah hutan tropis heterogen dengan pohon-pohon sejenis meranti dan pohon Ara seukuran pelukan manusia yang banyak terdapat di sepanjang perjalanan. Menurut cerita orang-orang di Munguk Budiman, katanya di sekitar kaki gunung Palung banyak terdapat kayu cendana atau garu. Kayu itu terkenal dengan ciri khas bau yang sangat wangi hingga banyak digunakan untuk pewangi, harganya pun sangat mahal, saat itu bisa mencapai 3-4 juta perkilo. “Karena kata otang-orang itulah, sambil berjalan, mata dan hidung kami tetap dipasang tajam-tajam, siapa tau ketemu kayu tersebut, kan lumayan uangnya bisa untuk kas organisasi” tutur Sudharma, salah satu anggota tim ekspedisi mengenang perjalanan itu.
Setelah melewati ketinggian 600 mdpl, jalur yang team tempuh semakin terjal. Medannya berbatu dengan serabut akar dimana-mana. Terpaksa jalanpun harus merayap sambil berpegangan keakar, pohon kecil atau bebatuan agar tidak jatuh kejurang. Lumut licin yang menyelimuti permukaan tanah dan batu semakin mempersulit perjalanan team. Beruntung barang yang dibawa tidak terlalu banyak sehingga cukup memudahkan gerakan. Sampai ke ketinggian kira-kira 900 mdpl, medan masih tetap terjal dan berbatu. Namun kesulitan tersebut sedikit tak terasa karena menyaksikan pemandangan hamparan hutan dan pepohonan dari atas yang ternyata sangat indah sekali, hijau membentang dihiasi awan-awan yang berada dibawah team. Sebuah lukisan yang maha karya!
Rupanya kebiasaan orang-orang camp yang dapat melakukan perjalanan naik turun selama satu hari, tidak berlaku bagi anggota team. Saat sampai di ketinggian 900 mdpl, hari sudah mulai gelap sehingga sangat riskan apabila perjalanan masih tetap dilanjutkan mengingat kondisi malam hari, ditambah perlengkapan untuk berjalan malam sangat minim. Akhirnya disepakati perjalanan dihentikan dahulu. Setelah mendapatkan tempat yang cukup datar team kemudian beristirahat. Karena perlengkapan untuk membuat bivak pun tidak dibawa akibat keyakinan yang ternyata salah terpaksa bivak tidak dibuat. “Kami tidur hanya beralaskan rumput dan beratapkan langit, padahal saat itu udara lumayan dingin, Paskalia sampai menggigil kesejukan. Tapi justru itulah tantangannya, walau ada juga rasa penyesalan karena terlalu yakin dengan sesutu hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Yah kami anggap itu sebagai sebuah pelajaran” kenang Noviardi dengan penuh semangat.
Esoknya perjalanan dilanjutkan kembali, kali ini medan dari jalur pendakian tidak sesulit kemarin, hanya tanjakan landai dengan pohon-pohon yang pendek dan jarang–jarang, mungkin karena berjalan di jalur punggungan. Setelah melewati satu lembah dan pungungan bukit kecil, sekitar jam sepuluh pagi team akhirnya tiba di puncak tertinggi Gn Palung yaitu Batu Tinggi. Disana terlihat pemandangan bukit-bukit yang merupakan bagian dari pegunungan Palung berjajar memutar seolah-olah mengelilingi puncak Batu Tinggi tersebut. Sayup-sayup terdengar suara gemuruh yang berasal dari air terjun yang letaknya entah dimana, yang pasti berada dibawah tim.
Setelah cukup lama beristirahat sambil menikmati panorama puncak, team kemudian turun. Perbekalan yang tersisa hanya tinggal beberapa botol air, selain dari itu tidak ada. Menyadari kondisi tersebut, perjalanan pulang dilakukan dengan cepat, targetnya sore sudah sampai kembali di pendopo Munguk Budiman.
Saat hampir maghrib team tiba, rupanya petugas KSDA berbaik hati mau menyediakan makanan utnuk tim, tanpa berlama-lama team kemudian makan dan mengisi perut yang telah kosong selama seharian. Para petugas itu sempat khawatir juga karena lama pendakian tim yang hampir 2 hari, utamanya mereka takut tim tersesat. Selepas makan, team istirahat sambil mengembalikan stamina tubuh yang lumayan terkuras.
Di pendopo Munguk Budiman team beristirahat selama dua hari. Untuk mengisi waktu, anggota team banyak yang mencari kesibukan sendiri-sendiri. Misalnya Dharma Sarjana yang tekun memancing ikan di danau depan pendopo atau Hence Gonie dan beberapa orang lainnya yang keluar masuk hutan mencari tempat-tempat indah seperti air terjun, jeram dll, juga mencari binatang atau tumbuhan yang lanka dan asing. Sebenarnya kegiatan ini tujuannya untuk melakukan pendataan tentang sumber daya alam, potensi wisata serta kekayaan flora dan fauna seperti beruang, musang, buaya dll yang banyak terdapat di TNGP. Sudah dibuktikan sendiri selama melakukan perjalanan, team banyak menemukan binatang-binatang langka seperti beruamg, orang utan, pelanduk dll.
Kepulangan menuju Semanjang terbagi dalam dua kelompok. Beruntung bagi anggota team yang perempuan, dari Munguk Budiman ke Semanjang naik Long Boat, sedangkan yang laki-laki terpaksa harus berjalan kaki sampai ke Bagan Jeri, dari sana baru dilajutkan dengan long boat. Pembagian ini karena sungai yang menuju semanjang semakin surut jadi tidak bisa dilalui Long Boat jika bebannya terlalu berat. Dengan tubuh yang masih letih, team terpaksa menyusuri sungai, ada perasaan was-was juga saat berjalan di sungai dengan separuh tubuh terendam air, takut tiba-tiba muncul buaya yang kelaparan. Apalagi susana sepanjang sungai agak gelap kerena di tutuoi oleh pohon pohon rindang, katanya suasana seperti itulah yang disukai buaya-buaya untuk tinggal bersama kawan-kawannya. Alhamdulilah sampai Bagan jeri tidak muncul buaya yang ditakutkan maupun halangan apapun yang berarti selain letih dan kebasahan. Sampai di Bagan Jeri sekitar jam sebelas siang, long boat yang sedang mengantar tim putri belum kembali ke Bagan Jeri, sambil menunggu tim beristirahat.
Setelah semuanya berkumpul si Semanjang perjalanan langsung dilajutkan kembali ke desa Agung Benawai, setelah tiba sempat tim menginap semalam di sana.. Keesokan harinya dari teluk batang, tim pulang menuju Base Camp MAPALA TEKNIK Untan dengan segudang cerita menarik dan data-data (target) yang dicapai.
Dari hasil perjalanan yang telah dilaksanakan, banyak pelajaran berarti yang kiranya dapat diambil. Salah satunya adalah bahwa pelestarian daerah seperti Gunung Palung mutlak dilaksanakan, karena daerah seperti itu merupakan sumber kehidupan bagi makhluk disekitarnya.(*).

Ekspedisi Susur sungai Kapuas Putussibau - Pontianak

KALBAR menyusuri sungai Kapuas”
Ekspedisi susur sungai kapuas putussibau – pontianak 1994

Catatan Ekspedisi,94 : Nurjuliansyah (ketua Tim), M.Hadi SN, Yudi Alfaizi dan Mahrus Effendi.

Ekspedisi yang dilaksanakan tanggal 22 januari – 23 pebruari 1994 ini dapat dikatakan berbeda dengan ekspedisi-ekspedisi Mapala Teknik yang lain. Biasanya ekspedisi mapala FT hanya berupa pendakian puncak-puncak bukit tertinggi di Kal Bar, Long March dll, namun untuk kali ini agak berbeda karena bentuknya adalah penyusuran sungai terpanjang di Indonesia yaitu sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Untuk alat penyusuran nya akan menggunakan sebuah rakit berbentuk perahu yang terbuat dari bambu.
Semula penyusuran sungai sepanjang 800 KM akan dimulai dari hulu hingga kehilir sungai. Karena transportasi dan kondisi medan ke hulu yang sangat sulit serta saran dan masukan dari beberapa orang maka diputuskan start penyusuran dimulai dari kota Putussibau (kab Kapuas Hulu) di ujung timur propinsi Kalimantan Barat . Sedangkan untuk finishnya berada di kota Pontianak tepatnya di depan Taman Rahadi Usman (Depan Makorem 121 ABW), ujung barat Kalimantan Barat. Jadi ekspedisi ini adalah perjalanan melintasai provinsi Kal-Bar dari ujung ke ujung, rasanya sebuah ekspedisi yang cukup menantang bagi seorang pecinta alam.
Perjalanan Tim Ekspedisi yang beranggotakan Nurjuliansyah (ketua Tim), M.Hadi SN, Yudi Alfaizi, Mahrus Effendi, secara resmi dilepas dari Pontianak oleh Dekan Fakultas Teknik Untan (saat itu Ir.Rijanto.S.Tantiarto), civitas akademika fak Teknik serta seluruh Anggota Mapala teknik. Setelah dilepas, dengan menggunakan bis team menuju lokasi star penyusuran (Putussibau). Menuju kesana membutuhkan waktu kurang lebih 15 jam. Setelah tiba, sambil mengurus administrasi dan segala persiapan perjalanan lainnya, tim mulai membuat rakit dari bambu yang akan menjadi alat tranportasi utama dalam ekspedisi ini. Uniknya setelah rakit itu jadi ternyata bambu yang diperlukan hanya sebanyak satu rumpun saja, padahal rakitnya luamayan besar.
Setelah melalui persiapan selama seminggu, tanggal 01 pebruari 1994 ekspedisi siap dilaksanakan. Pelepasan di Putussibau dilakukan oleh Bupati kDH Tk II Kapuas Hulu (diwakili Drs.P.A.Anggang Kabay ) dan disaksikan ratusan masyarakat setempat yang sangat antusias dan penuh ketertarikan dengan ekspedisi ini. Masyarakat Putussibau ternyata menganggap ekspedisi ini sebagai sebuah kejadian langka dan jarang terjadi, mereka tidak habis fikir bagaimana anak-anak muda dari kota itu mau bersusah payah merpotkan diri menyusuri sungai Kapuas dengan rakit, padahal transportasi saat itu sudah sangat banyak tersedia. Barulah setelah diberi penjelasan alasannya menggunakan rakit yaitu untuk lebih memudahkan penggalian informasi secara langsung mengenai sejauh mana sungai Kapuas dipergunakan sebagai sarana transportasi dan sumber mata pencaharian masyarakat serta pencemaran terhadap airnya (selain untuk menambah tantangannya), mereka sepertinya mengerti.
Sehari setelah acara pelepasan, lewat satu hari, tanggal 02 pebruari 1994 tim memulai berakit meyusur sungai Kapuas, dibantu arus dan dayung untuk mengemudikan arah yang diinginkan. Perjalanan melalui panorama keindahan hutan tepian sungai yang tampak lebat dipandang dari sungai dan hilir mudiknya motor air serta diselingi rakit yang membawa ratusan kayu hasil tebangan penduduk memang cukup terasa mengasikkan walau menimbulkan juga rasa prihatin terhadap kelestarian hutan Kalbar.
Dengan perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit rakit menyusuri sungai, terasa lama karena hanya mengandalkan arus dan ayunan dayung kecil. Setiap melewati perkampungan di pesisir sungai dengan ciri khas wc terapung dan motor Bandung(motor air) team selalu menjadi tontonan masyarakat setempat yang keheran-heranan, bangga juga team menjadi pusat perhatian. Untuk mendapatkan bukti dari perjalanan, disetiap ibukota kecematan yang dilalui tim selalu singgah meminta tanda tangan dari pejabat pemerintah dan pemuka masyarakat setempat sekalian beramah tamah. sambutan yang didapat selalu baik, bahkan terkadang banyak juga yang berbaik hati memberikan oleh-oleh berupa berbagai jenis makanan /buah-buahan untuk perbekalan selama penyusuran. Saat itu masalah logistik bukan sebuah kendala yang berarti bagi tim karena makanan selalu melimpah ruah, sampai-sampai berserakan dimana-mana karena saking banyaknya. Soal air minum, sungai Kapuas tetap piliahan terbaik, walau airnya agak berwarna coklat, tetapi tidak mengurangi rasa nikmatnya bila diminum disaat haus.
Riak demi riak, ayunan dayung demi ayunan, perkampungan demi perkampungan dan hari demi hari terlewati, tak terasa sudah seminggu team ekspedisi berakit, saat itu tanggal 7 pebruari 1994, tim baru saja tiba di kecematan Embalau, masih di wilayah kabupaten Kapuas hulu. Kalau dihitung-hitung dari segi jarak, team baru menyelesaikan seperlima dari total jarak perjalanan, berarti masih sangat jauh, padahal rasa bosan dan jenuh mulai merayapi diri tiap anggota tim. Tetapi sebagai seorang petualang dan pecinta alam, team menyadari bahwa hal itu wajar dan akan selalu dirasakan jadi sudah dianggap sebagai seni dari kehidupan seorang petualang. Jika rasa itu bisa diatasi sudah pasti tidak terlalu menjadi beban, hasilnya akan timbul rasa kepuasan dan kenikmatan saat melakukan kegiatan petualangan.
Hari-hari dalam penyusuran suasananya selalu berubah-rubah, kadang ada bagian gembira, ada juga bagian menderitanya. Bagian menderita plus menegangkan terjadi saat setelah seharian seluruh anggota team diguyur hujan karena terpal yang menutup rakit tidak mampu menahan derasnya air hujan dan angin yang sangat kencang. Ditambah lagi arus sungai mengalir deras membawa sampah-sampah dan kayu karena pasang akibat hujan yang terjadi di hulu sungai membuat rakit susah untuk dikendalikan dan terombang-ambing ditengah sungai yang sedang dilanda badai. Akhirnya tim bersepakat untuk menunda perjalanan dengan menepikan rakit didaerah tepi sungai yang arusnya kurang deras.
Untuk berjaga-jaga bisanya diadakan jaga malam, separuhnya tidur untuk bergantian istirahat. Yang ditakutkan adalah benturan rakit dengan sampah dan kayu-kayu yang bnyak bertebaran di sungai, kalau sampai terjadi kemungkinan rakit akan rusak. Jika cuaca siang cerah, maka malamnya udara akan sangat dingin hingga cukup membuat tubuh menggigil keras. Kadang untuk menghilangkan rasa dinginnya, team membuat perapian kecil karena kalau besar takut rakit ikut terbakar juga. Sebenarnya kendala terbesar selama penyusuran adalah menghilangkan rasa bosan karena selama berhari-hari kegiatan anggota team hanyalah duduk dan duduk menunggu aliran sungai membawa rakit sampai finish. Paling kegiatan lainnya yaitu makan, tidur, mancing dan kegiatan kecil lainnya, yang penting tubuh bergerak. Bagian senangnya biasa didapat saat singgah di perkampungan penduduk, disitulah baru bisa menumpahkan rasa kesal, bosan dan keinginan-keiinginan yang terpendam saat merakit. Selain itu bermain kartu antar sesama anggota team sambil menikmati pemandangan sungai dan tepiannya (apalagi dikala senja) cukup membantu menghilangkan rasa kebosanan yang ada.(*).

MAPALA TEKNIK : Lintas Alam Pontianak - Kuching

PERJALANAN MAPALA TEKNIK
Lintas Alam Pontianak - Kuching
Saat itu kalau sekedar camping atau hiking di sekitar Kalbar sering dilakukan oleh anak-anak mapala teknik. Long march singkawang-Pontianak, pendakian Bukit kelam, Pendakian Gn. Tiung kandang, Pendakian Gn Ambawang beberapa contohnya. Namun karena medan dan tantanganya kurang, akibatnya kegiatan itu terasa biasa-biasa saja. Apalagi orang lain banyak yang pernah melakukanya, jadi seperti sebuah rutinitas, lama-lama menjenuhkan.
Dilatar belakangi pemikiran tersebut dan didorong jiwa kepeloporan mahasiswa teknik, muncullah rencana perjalanan untuk melintasi alam dari Pontianak (Indonesia) ke g (Malaysia). Dengan jarak yang sangat jauh, medan yang asing dan resiko lainnya ( sempat tersiar kabar kalau di perbatasan Indonesia Malaysia saat itu sedang terjadi pemberontakan PGRS ) rencana perjalanan ini pasti akan penuh resiko dan tantangan. Selain itu perang antar suku asli pedalaman yang masih sering terjadi merupakan resiko tersendiri yang kemungkinan akan dihadapi.
Tim berjumlah sebelas orang antara lain Yan Dalle, M Yusuf, Kamarrudin, Dharma Sarjana dll. Untuk persiapan perjalanan dibantu anggota lainnya. Sonny Mambo “sesepuh Mapala Teknik” walaupun tidak ikut, ia tetap membantu mempersiapkan keperluan untuk perjlanan. Atas jasanya team banyak mendapat bantuan dari Kodam (sekarang Korem) Tanjungpura, misalnya perlengkapan, izin dsb. Awalnya Pangdam (Pak Missanif) kurang setuju karena khawatir dengan situasi keamanannya. Tetapi karena team lebih ngotot, akhirnya belaiu setuju juga, dengan syarat di sepanjang perjalanan team harus lapor ke tiap-tiap pos keamanan TNI untuk memudahkan moniitoring dan pengawasan dari Kodam
Rute yang disepakati adalah Pontianak- Sosok- Balai karangan-Tebedu, Sirian dan Kuching. Keberangkatan menuju Sosok menggunakan mobil Colt pinjaman dari Untan. Saat itu jalan Ptk-Sosok belum terlalu bagus, masih retak-retak dan berlobang. Namun mobil tetap melaju mengantarkan team yang terpaksa berdesakan sampai ke Sosok.
Setelah setengah hari dlm perjalanan, team tiba dan beristirahat sebentar. Perjalanan berikutnya menuju Balai Karangan. Karena jalan aspal belum ada, jadi perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki. Sebenarnya jalan penghubung sudah ada, yaitu jalan hasil proyek kerjasama antara Australia dan Indonesia tapi belum selesai karena masih dalam taraf pengerjaan. Jadi dengan bermodalkan peta dan kompas serta informasi yang didapat sepanjang perjalanan dari penduduk, team menyusuri jalan setapak demi setapak. Jika dilihat dari peta, jalur perjalanannya searah jalur jalan proyek tersebut. Tetapi medan yang dilalui team tidak selamanya menggunakan jalan tersebut. Kadang jika dianggap perlu, team memotong menggunakan jalan bukaan orang kampung atau melewati hutan, yang penting arah perjalanan tetap dipertahankan. Saat menyusuri jalan proyek Australia- Indonesia, team cukup menderita karena kesulitan dengan kondisi jalan yang berdebu akibat pasir dan tanah pelapis jalan yang belum diaspal. Belum lagi kalau tengah hari, matahari terik menyengat memancarkan panasnya membuat perjalananan terasa seperti di padang pasir. Mau melewati tepian jalan agar teduh, sulit karena tepian jalan telah penuh dengan pohon tumbang dan tumpukan daun/ranting sisa bukaan jalan. Walaupun medannya berat, ada hikmahnya juga karena anggota team (terutama yang sipil) bisa sekalian menerapkan ilmu yang didapat saat kuliah dengan menyaksikan langsung proses-proses dari pengerjan jalan, anggaplah seperti sebuah praktikum.
Saat melewati perkampungan, team selalu menyempatkan waktu untuk singgah sekalian istrirahat dan bersosialisasi dengan penduduknya. Kebanyakan mereka merasa keheranan dan bertanya-tanya dengan kedatangan team. Saat itulah sambil bersosialisasi dan menjelaskan tujuan perjalanan, team juga berusaha menyisipkan pemahaman–pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi mereka, terutama generasi mudanya. Team sadar, sebagai seorang mahasiswa, team mempunyai tanggung jawab dan beban moril untuk turut membantu meningkatkan pendidikan di masyarakat. Saat itu tingkat pendidikan di daerah-daerah Kalimantan Barat memang sangat rendah. Para pemudanya kebanyakan lebih suka langsung kerja/mencari nafkah, seperti berladang, menebang hutan, mencari sarang lawet dll dari pada mengikuti pendidikan. Mereka hanya memikirkan hidup untuk hari ini tanpa memikirkan kehidupan mereka untuk hari esok. Padahal tanpa didampingi pendidikan dan ilmu pengetahuan hidup mereka tidak akan berkembang dan bertahan lama karena akan selalu tergantung dengan alam. Sedangkan alam sendiri mempunyai keterbatasan untuk terus memberi, sewaktu-waktu ia akan habis juga. Dapat dikatakan team saat itu seperti melakukan penyuluhan dan bertukar pendapat dengan penduduk. Kebanyakan mereka tertarik. dan menyambut baik.
Ternyata Back Up dan kontrol dari Kodam Pusat banyak membantu selama perjalanan. Babinsa (Bintara Bina Desa) yang sudah terdapat di desa-desa di sepanjang perjalanan banyak memberikan bantuan dan mamantau kemanan secara continu. Misalnya ketika di Balai Sebut saat team mendengar suara letusan tembakan baku tembak antara GPRS dan tentara Indonesia, pengamanan dari para babinsa terasa semakin ketat. Kejadian tersebut sempat mambuat team ngeri juga.
Setelah kurang lebih empat hari berjalan kaki, akhirnya tiba juga di Balai Karangan. Mengingat target waktu, team disana hanya beristirahat satu hari saja, tampatnya di messs tentara. Perjalanan kemudian dilanjutkan kembali menuju Entikong. Waktu tempuh Balai Karangan-Entikong tidak terlalu lama, diperkirakan hanya satu hari berjalan kaki. Ternyata benar, pagi team berangkat, sore hari sudah tiba di Entikong. Karena waktu perjlanan yang cukup singkat, tidak banyak pengalaman yang didapat dalam perjalanan dari balai karangan – entikong.
Dari Entikong dengan berjalan kaki team menuju Tebedu, kembali menyusuri jalan rintisan orang kampung, hutan dan medan lainnya. Tak terasa sebentar lagi akan memasuki negara Malaysia, itu berarti kota Kuching tujuan dari perjalanan tersebut semakin dekat untuk dicapai. Sampai sejauh ini kondisi team rata-rata stabil dan masih tetap segar bugar. Mungkin karena dari awal, team selalu mengkondisikan perjalanan ini dengan suasana santai dan tanpa beban, seperti sebuah rekreasi ke tempat-tempat yang baru. Rasanya jarak yang jauh dan medan yang berat tidak menjadi kendala berarti karena telah terbayar dengan banyak pengalaman yang lucu, asyik dan unik selama perjalanan, walau kadang kala menegangkan. Contohnya pengalaman ketika ditahan di Border Scort, gerbang perbatasan negara Indonesia-Malaysia. Awal kejadiannya karena team memasuki gerbang perbatasan tanpa izin. Saat itu, karena pengaruh gaya santai anak teknik ditambah sifat sok tau, team menyelonong melewati perbatasan tanpa permisi, padahal saat itu ada beberapa tentara Malaysia sedang berjaga-jaga. Otomatis mereka menyuruh team berhenti. dengan berteriak-teriak dalam bahasa melayu malaysia. Senjatanya tertodong kearah team dengan posisi siap tembak. Dengan dada berdegup-degup dan keringat bercucuran karena takut tiba-tiba senjata itu meletus, team berusaha untuk tetap tenang sambil menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan team tak lupa meminta maaf karena telah melewati gerbang tanpa permisi. Syukurlah akhirnya mereka mau mengerti dan memaklumi. Awalnya mereka mengira team gerombolan penyeludup asing/pemberontak PGRS yang akan lari ke Malaysia, makanya sikap mereka segarang itu.
“Sebenarnya kami melihat tentara-tentara Malaysia itu sedang berjaga-jaga di gerbang perbatasan. Mereka memakai seragam kemeja hijau -walau warnanya agak berlainan-, celana pendek selutut dan sepatu boot tingi dikaki, sepintas mirip pakaian anak pramuka sekolah dasar. Kelihatannya lucu karena tidak sesuai dengan wajah yang garang-garang.” tutur salah seorang anggota team mengenang kejadian itu.
Karena tidak membawa surat-surat dan dokumen resmi kunjungan lintas negara, terpaksa team tertahan di Border Scort selama 2 hari. Berkat bantuan tentara malaysia, untuk pembuatan surat-surat resmi team akan diusahakan badan konsulat Malaysia Indonesia. Selama menunggu surat jadi team diperlakuan dengan baik oleh para tentara-tentara itu. Ternyata dibalik wajah garang dan seramnya tersimpan keramahan dan jiwa kekeluargaan ciri khas bangsa melayu.
Setelah surat jadi, perjalanan siap-siap dilanjutkan kembali. Tujuan berikutnya adalah Sirian, sebuah kota di negara Malaysia. Tak terasa separuh dari perjalanan telah dilewati, banyak pengalaman pahit atau manis yang telah diterima. Entah apalagi cerita yang akan dihadapi dalam perjalanan berikutnya, apalagi dilakukannya dinegri orang yang berbeda budaya, alam dan lingkungannya. Yang jelas hal tersebut semakin menambah rasa penasaran dan keingintahuan team!.
Tanpa diduga tiba-tiba datang utusan dari KBRI di Malaysia, mereka menawarkan untuk mengantar team sampai ke Kuching, lengkap dengan kendaraan mobil dan fasilitaslainnya, sungguh diluar dugaan!. Rupanya penahanan team di Border Scort telah memberi hikmah tersendiri. Saat itu beritanya cukup fenomenal dan cepat tersebar hingga sampai ke pemerintah Indonesia. Ternyata pemerintah Indonesia tertarik dan sangat merespon fositif dengan perajalanan team karena dianggap dapat menjadi salah satu upaya pendukung adanya hubungan dan kerjasama yang erat antar mahasiswa perguruan tinggi sebagai sebuah institusi intelektual se Asia Tenggara bahkan dunia. Tujuannya untuk membentuk lintasan pertukaran/silang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlaksana secara proggressif dan continuitas dimana di masa yang akan datang dapat dirasakan langsung bagi kemajuan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Apalagi saat itu kunjungan mahasiswa Kalimantan Barat ke Malaysia secara institusi rasanya tidak pernah dilakukan, padahal secara geografik negara Malaysia dan Indonesia berada dalam satu pulau.
Tanpa fikir panjang team menerima tawaran tersebut dan berangkat menuju Sirian dengan menggunakan mobil (sedan jenis eklusive). Tanpa terasa - mungkin karena menggunakan mobil -team tiba di Sirian, disana kemudian untuk sementara waktu beristirahat. Segala keperluan selama beristirahat seperti tempat tinggal, transportasi, konsumsi dan lain-lainnya disediakan oleh KBRI. Sempat team berkeliling-keliling di seputar Sirian sambil menikmati suasananya yang tentram dan asri. Masyarakat disana rata-rata mempunyai tingkat kesadaran berdisiplin yang tinggi, terlihat dari keadaan sepanjang jalan kota yang bersih dan terawat.
Dari Sirian perjalanan dilanjutkan ke kota Kuching, finish akhir dari perjalanan ini. Rasanya sudah tak sabar untuk segera tiba, tak sabar untuk menyaksikan kotanya, menikmati suasananya, mendapatkan pengalaman baru sekaligus merayakan keberhasilan sebuah perjuangan setelah sampai di finish. Akhirnya team tiba di Kuching, salah satu kota besar di Malaysia. Sambutan masyarakat Kuching terhadap kedatangan team sungguh diluar dugaan. Mereka memperlakukan team dengan sangat spesial. Mereka menghormati dan menghargai juga mengagumi akan perjalanan yang telah dilakukan team. Bukan hanya di tempat sendiri berita perjalanan team tersebar, ternyata di Kuching pun hampir seluruh elemen lasyarakatnya tahu. Makanya setiap hari selalu saja ada undangan untuk menghadiri acara seperti undangan ramah tamah di balai kota, undangan pertemuan antar mahasiswa, seminar seminar, penyuluhan tentang bahaya pemakaian dadah kadang dll, kadang diminta juga sebagai pembicara. Masyarakat Kuching merasa heran dan tidak habis fikir bagaimana team sebagai seorang mahasiswa bisa sampai ada waktu, kesempatan dan keinginan untuk melakukan perjalanan sejauh itu. Rasa heran ini timbul karena perbedaan cara berfikir yang terbentuk dari lingkungan dan sistem perkuliahan mahasiswa Indonesia dan Malaysia saat itu. Mahasiswa Malaysia rasanya teratur, sangat disiplin hingga terlihat kaku, lain dengan mahasiswa Indonesia yang santai dan lebih mengutamakan kebebasan berekspresi. Apalagi saat itu mahasiswa Indonesia sedang semangat-semangatnya aktif dalam kegiatan-kegiatan baik intern/ekstern kampus. Melihat perbandingan hasil dari segi akademis, sejujurnya dapat dikatakan mahasiswa Malaysia selangkah lebih maju dari mahasiswa Indonesia saat itu.
Setelah puas di Kuching, dengan fasilitas, perlakuan dan pengalaman yang tiada duanya, team pulang, kembali menyusuri jalur yang telah dilewati menuju Pontianak, Indonesia Kebetulan dengan bekal dan “ketenaran” yang telah didapat selama perjalanan, team banyak mendapat bantuan dan dukungan baik bahan makanan, transport akomodasi dll, setidaknya memperlancar kepulangan hingga tiba kembali di Pontianak di negara tercinta NKRI.
Pengalaman lintas Pontianak-Kuching adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi para anggota team dan akan selalu terkenang sepanjang hidup. Semoga cerita ini dapat menjadi inspirasi dan mengilhami generasi-generasi penerus untuk semakin berkembang dan maju, Amin.(*)