Kamis, 29 April 2010

Mengenal Ikan Semah


Well,,,,,
Ikan semah sekarang ini makin langka keberadaannya, mengingat ikan ini hidup di sungai yang berair jernih dan berbatu atau beriam,, ini berarti ikan semah hidup di hulu sungai yang jauh. Untuk Di kabupaten sintang ikan ini banyak di temui di daerah kecamatan Amabalau, di hulu sungai Melawi, Desa Kepala Jungai, atau Desa Jengkarang.

Masyarakat di Desa Kepala Jungai hanya menampung sementara ikan semah yang ditangkap selanjutnya di bawa ke ke kota Nanga Pinoh atu ke Kota Sintang jika ada pesanan. Untuk saat ini masyarakat mencoba membudidayakan ikan yg memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi,,,
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian PEMDA Sintang,,,
Karena langkanya keberadaan ikan yang sangat enak untuk dikonsumsi, Harga ikan semah ini mencapai Rp. 200.000,00/kg

Selama ini informasi tentang ikan semah ( Tor Spp ato ada yg nyebut Labeobarbus Spp )minim banget, padahal ikan ini banyak peminatnya en tinggi nilai ekonomisnya.

Dari kawan di dinas perikanan cuma dapat informasi kalo di Indonesia hanya ada 4 Tor sp, yaitu:
1. Tor soro
2. Tor douronensis
3. Tor tambra
4. Tor tambroides

Memiliki nama lokal lumayan banyak: Kacra, Jurong, Semah, Empurau dll

Potensi Budidaya Ikan Semah

Selama ini, aktivitas perikanan tangkap mendominasi pembangunan perikanan nasional. Secara politik, kondisi ini memposisikan perikanan darat/perairan umum (sungai, situ, danau dan rawa) sebagai kelas dua, maka aktivitas perikanan darat mandek.
Revitalisasi perikanan hanya mengutamakan pertambakan udang, dan budidaya laut yaitu rumput laut dan ikan karang, padahal perikanan darat memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Harusnya, pemerintah memberikan porsi yang seimbang antara keduanya.

Perikanan darat memiliki keunggulan dan keunikan dalam pengembangannya. Pertama, potensinya memiliki varitas/jenis yang bersifat endemik. Contohnya, ikan bilih (Mystacoleuseus padangensis) yang di dunia hanya terdapat danau Singkarak, Sumatera Barat, juga ikan jenis lawat (Leptobarbus hoevanii), baung (Mystus planices), belida (Chitala lopis), dan tangadak (Barbodes schwanenfeldi) di Danau Sentarum Kalimantan Barat dan sungai-sungai pulau Sumatera, nike-nike di Danau Tondano, Sulawesi Utara dan ikan gabus asli (Oxyeleotris heterodon) Danau Sentani di Papua.

Kedua, keberadaan ikan endemik menyatu dengan perilaku/pola hidup masyarakat lokal. Mereka menganggap ikan endemik menjadi bagian kebudayaan dan dikonsumsi secara turun-temurun. Maka mereka juga memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestariannya.
Ketiga, secara ekologis dan klimatologi ikan endemik memiliki habitat hidup dan berkembang biak yang khas. Amat tidak mungkin ikan bilih, Danau Singkarak dikembangbiakan di Danau Poso. Inilah sumber kekhasan sumber daya genetiknya.

Keempat, lahan budi daya perikanan darat yang mengandung jenis ikan endemik belum dimanfaatkan secara optimal. Baru beberapa daerah yang memberdayakan dan memberdayakannya dengan pariwisata misalnya Danau Tondano, Danau Singkarak, Danau Poso dan Danau Sentani. Kelima, jenis ikan endemik harganya mahal karena rasanya unik, khas dan langka sehingga menjadi trade mark tersendiri bagi daerah itu. Contohnya, ikan semah (Tor tambra, Tor dourounensis dan Tor tambroides, Labeobarbus douronensis) dari Sungai Kapuas harganya sampai Rp 250.000/kg.

Enam Problem
Otonomi daerah dalam aspek perikanan dan kelautan tidak hanya dimaknai sebatas kewenangan pengelolaan wilayah laut oleh pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Otonomi daerah juga harus dimaknai sebagai upaya mengelola dan mengembangkan perikanan darat utamanya ikan endemik yang terancam punah. Pemaknaan ini akan menciptakan kedaulatan pangan di tingkat lokalitas.

Berbagai problem mengancam keberlanjutan budidaya ikan endemik dan kelestariannya, yaitu pertama, ekspoitasi berlebihan. Contohnya, data tahun 1997 menyebutkan stok ikan Bilih mencapai 542,56 ton dan yang telah dieksploitasi sebesar 416,90 ton (77,84 persen). Ini menggambarkan sumberdaya ikan bilih sudah mengalami tangkap lebih.

Kedua, introduksi ikan lain yang bersifat predator dan kompetitor. Kasus introduksi ikan gabus toraja (Channa striata) di Danau Sentani, mengancam Ikan gabus asli Danau Sentani. Hal serupa juga terjadi di Danau Poso dan Malili di Sulawesi Tengah.

Ketiga, ancaman kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pertanian dan pembabatan hutan. Akibat kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk anorganik, limpasannya masuk ke sungai dan danau, sehingga mencemari dan merusak habitat ikan endemik.
Hal serupa akan terjadi akibat pembabatan hutan di hulu sungai, tepi danau dan daerah tangkapan air. Penurunan populasi ikan endemik di sungai, danau maupun lubuk-lubuk di Kalimantan dan Sumatera bersumber dari aktivitas pertanian dan pembabatan hutan.

Keempat, proses sedimentasi yang disebabkan oleh limpasan lumpur dari aktivitas pertanian di tepi danau menyebabkan danau semakin dangkal. Juga, pembabatan hutan di hulu menyebabkan sungai mengalami pendangkalan. Otomatis proses sedimentasi yang semakin bertambah setiap tahunnya mengancam hilangnya habitat ikan endemik. Di Sungai Mahakam akibat sedimentasi sudah sulit mendapatkan ikan baung dan lais.

Kelima, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Kasus yang terjadi di Danau Sentarum, Kalimantan Barat, yakni adanya penggunaan bubu warin (alat tangkap berukuran mata jaring < 0,5 cm sejak tahun 2000) menyebabkan turunnya populasi ikan di daerah ini. Keenam, penyediaan pakan ikan budidaya mengancam kelestarian ikan endemik. Pengembangan budidaya keramba mengancam ikan endemik Danau Sentarum karena pakannya diambil dari ikan–ikan kecil di danau ini.

Delapan Kebijakan
Melindungi sumber genetik plasmah nutfah dan mengembangkan budidaya perikanan darat berbasis ikan endemik memerlukan kebijakan strategis. Pertama, mengembangkan riset pemuliaan genetik ikan endemik. Hasil riset ini akan melahirkan bank genetik ikan endemik Indonesia, sekaligus melindungi plasma nutfahnya.

Kedua, mengembangkan pusat pembudidayaan ikan air tawar endemik yang mampu menyediakan bibit/benih secara massal baik untuk budi daya sungai maupun danau atau situ. Pusat-pusat ini dibangun daerah-daerah yang memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri.

Ketiga, menerbitkan perangkat undang-undang sumberdaya genetik untuk menangkal pihak asing melakukan bio piracy terhadap komoditas endemik khas Indonesia. Hukum yang tersedia baru Keppres No. 43 Tahun 1978 yang menyatakan bahwa jenis ikan yang dilindungi di pulau Kalimantan dan Sumatera adalah arwana Super Red, Golden Red, Banjar Red, arwana Green (hijau) yang ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum dan Sungai Kapuas.

Keempat, melestarikan lingkungan kawasan perairan umum (daerah aliran sungai, danau, situ) dan tangkapan air yang mampu menjamin ketersediaan air tawar dan mencegah sedimentasi maupun pencemaran air. Prioritaskan bagi kawasan perairan umum yang sudah memiliki sumber daya ikan endemik dan terancam punah.

Kelima, mengembangkan alat tangkap yang ramah lingkungan dari segi jenis, ukuran, maupun variannya. Akan lebih baik menggunakan alat tangkap yang hanya menyeleksi ikan-ikan endemik yang masuk kategori layak konsumsi dan jual.

Keenam, menyeleksi introduksi ikan-ikan non-endemik yang bersifat predator, kompetitor dan pembawa penyakit yang nantinya mengancam kelangsungan hidup ikan endemik.

Ketujuh, menyeragamkan pangan berbasis ikan endemik, contohnya fillet, nugget, bakso ikan dan kerupuk ikan. Kedelapan, memberdayakan kelembagaan lokal dan kearifan masyarakat dalam membudidayakan ikan-ikan endemik.

Gagasan yang dipaparkan dalam tulisan ini merupakan langkah strategis dan politik untuk membangun paradigma baru dan merevitalisasi kebijakan budidaya perikanan yang selama ini cenderung mengabaikan perikanan darat.

Hal serupa berlaku juga bagi perairan umum lainnya yang sudah mengembangkan ikan air tawar berbasis waduk (Jatiluhur, Cirata), danau serta situ, demi pemenuhan pangan protein. Dengan demikian, bangsa ini akan berdaulat atas pangan yang bersumber dari ikan endemik, termasuk dalam penyediaan benih.

Kegiatan UPJJ Belum Maksimal

Maret, 31 2010, 14:01:12 WIB oleh Kris Lucas
Faktor Cuaca Kegiatan UPJJ Tidak Dapat Maksimal

Sintang (kalimantan-news) - Kendati masih dalam musim penghujan, Unit Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (UPJJ) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang, terus melaksanakan kegiatannya dibeberapa lokasi. Informasi tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU Kabupaten Sintang, Drs. Askiman, MM kepada kalimantan-news, Selasa (30/03/2010).

Untuk sementara ini, lanjut Askiman, khusus untuk UPJJ Wilayah. I, masih konsentrasi di ruas jalan Senaning-Sungai Antu dan ruas Telaga Satu-Telaga Dua. Untuk UPJJ Wilayah. III, masih melakukan pemeliharaan di Kecamatan Tempunak bagian hulu.
Masih menurutnya, dimusim penghujan ini, ada beberapa kegiatan yang masih dapat dilakukan oleh UPJJ. Diantaranya, memperbaiki drainase, pelebaran Damaja, dan perbaikan lubang jalan. Sehingga, peralatan yang lebih berfungsi adalah unit hydraulic excavator.

“Setidaknya, diupayakan tidak ada badan jalan yang tergenang,” jelasnya.

Diakui oleh Askiman, bahwa kegiatan UPJJ dimusim hujan tidak akan dapat maksimal. Karena kondisi permukaan tanah asli, banyak dari jenis yang abrasif serta dari jenis yang tidak dapat dipadatkan. Terutama, pada permukaan jalan yang belum pernah dihampar lapis perkerasan.

Ketika ditanya mengenai kegiatan UPJJ Wilayah. II, yang bertanggung jawab terhadap ruas Poros Selatan (Serawai-Ambalau), Askiman kembali menerangkan bahwa kegiatan pemeliharaan Poros Selatan sudah diprogramkan. Bahkan ada tanda-tanda persetujuan, bahwa UPJJ Wilayah. II, di tahun 2010 ini akan menkonsentrasikan kegiatannya di Serawai-Ambalau, pungkasnya mengakhiri perbincangan.

Sementara itu diluar sana, masih banyak daerah pedalaman yang memerlukan kehadiran UPJJ. Keluhan terhadap buruknya infrastruktur pun, kerap diungkapkan melalui media masa lokal.
Tanpa peralatan yang lengkap dan tanpa perencanaan yang matang, mustahil UPJJ dapat membuktikan kontribusinya terhadap kebutuhan masyarakat: menuju membaiknya infrastruktur dasar. (PHS).

Pemkab Sintang Aktifkan UPJJ

Kunjungan kerja Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M.Si Selasa (17/3), di ruas jalan Poros Utara ibarat pepatah sekali mendayung dua tiga pulau dilampaui. Selain meresmikan pembangunan kantor UPPJ Wilayah I Poros Utara, Bupati yang lahir dari keluarga kristiani menyempatkan diri membuka Persekutuan Doa Keliling GKII Nazaret, Kampung Baru Air Tabun, Kecamatan Ketungau Tengah Senin lalu.

Sementara Rabu (18/3), Bupati pun memantau langsung pengobatan gratis yang dilakukan Dinas Kesehatan di Desa Argo Mulyo, Seputau Tiga Kecamatan Ketungau Tengah. Pada kesempatan tersebut Milton berpesan agar masyarakat meningkatkan kualitas pendidikan, hingga lebih memahami arti dari kesehatan serta melestarikan lingkungan hidup yang menjadi pendukung utama dari peningkatan derajat kesehatan. Selain itu, ia berharap pembinaan generasi muda dan pelestarian seni budaya dan kegiatan keagamaan menjadi pilar ketahanan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara NKRI.

Upacara yang dinantikan pun tiba, peresmian pembangunan kantor Unit Pemeliharaan Jalan Jembatan (UPJJ) wilayah I Poros Utara (Ruas Sintang-Senaning). Dengan didampingi Kadis PU beserta jajarannya dan sejumlah anggota DPRD serta disaksikan masyarakat setempat, bupati menancapkan tiang pertama, pertanda pembangunan kantor UPJJ dan aktivitas perdana. Pada koran ini Bupati mengatakan upaya meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh, pemerintah Kabupaten Sintang membagi tiga unit wilayah pemeliharaan jalan. Wilayah I (Satu) Poros Utara (Sintang-Senaning), Wilayah II (Dua) Poros Selatan (Simpang Medang-Serawai) dan Wilayah III (Tiga) Poros Tengah (Kecamatan Tempunak, Sepauk dan Tebelian).

Dengan diresmikannya UPJJ wilayah I ini, tantangan peningkatan pada infrastruktur transportasi darat dapat terjawab. Baik secara fungsional dan peningkatan yang berjenjang dengan kualitas yang terbaik pada masa yang akan datang. "Ruas poros utara ini, selain akses transportasi darat, juga akses menuju pembukaan border yang tidak terlalu lama lagi direalisasikan,” terangnya. Drs. Ignasius Juan, MM Kadis PU Sintang yang baru menjabat pada koran ini mengatakan, akan mengerahkan tenaga dan pikiran jajarannya untuk memberikan yang terbaik pada pembangunan Sintang. Sebab, dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh, pemberdayaan potensi usaha ekonomi kerakyatan akan mengarah pada kemampuan produksi dan pemasaran. ”Secara otomatis peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan usaha akan lebih produktif. Hingga pembangunan daerah serasi dan seimbang dengan memacu pertumbuhan ekonomi dan didukung dengan percepatan pembangunan infrastruktur,”paparnya.

UPJJ Menjadi Harapan Masyarakat Sintang

April, 22 2010, 15:02:23 WIB oleh Kris Lucas
Terkait Infrastruktur Jalan Warga Dari 6 Kecamatan Datangi PU

Sintang-KOTA, (kalimantan-news) - Kebutuhan akan dibangun dan atau dipeliharanya infrastruktur jalan dan jembatan, menduduki peringkat teratas, diantara kebutuhan akan infrastruktur lainnya. Kenyataan ini, setidaknya dibuktikan dengan peristiwa hari ini, Selasa (20/04/2010), sekitar 60-an warga dari 6 Kecamatan datangi Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sintang Drs. Askiman, MM.

Bertempat di Hotel Cika yang terletak di jalan YC. Oevang Oeray Sintang, jalannya pertemuan terselenggara dengan baik dan lancar. Kendati, hampir semua yang hadir mengutarakan keinginannya masing-masing.Dari data yang diperoleh berdasarkan daftar-hadir, puluhan warga yang hadir tersebut berasal dari Desa-Desa terpencil, yang berada di Kecamatan Kayan Hulu; Kayan Hilir; Tempunak; Ketungau Tengah; Ketungau Hilir; dan Sungai Tebelian.

Askiman yang didampingi Kepala Seksi Jalan dan Jembatan, Hendrikus, ST, sedikit dibuat repot dalam memberikan penjelasan, mengenai program Unit Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (UPJJ) Tahun Anggaran 2010 ini. Kendati akhirnya semua sepakat, bahwa pemeliharaan infrastruktur harus diprioritaskan.Dan jalan keluar satu-satunya adalah, UPJJ harus berkerja maksimal.

"jalan jika kondisi jalan dan jembatan baik, yang lain-lain mudah didapat."

Askiman yang sempat ditemui kalimantan-news, menginformasikan bahwa pada prinsipnya, semua rencana yang sudah diprogramkan dalam kegiatan UPJJ, baik UPJJ Wilayah. I yang bertanggung jawab di poros-utara; UPJJ Wilayah. II yang bertanggung jawab di poros-selatan; maupun UPJJ Wilayah. III yang bertanggung jawab di poros-tengah, tetap akan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

“Jikapun ada perubahan, sifatnya lebih kepada penambahan kegiatan. Dan bukan karena ada pengalihan atau pengurangan jumlah kegiatan,” terangnya

Ditempat yang sama, Hendrikus, yang juga sebagai Plt. Kepala UPJJ Wilayah. III, juga menginformasikan, bahwa sudah sejak 2 bulan lalu, UPJJ Wilayah. I dan III telah melaksanakan kegiatan di wilayah tanggung jawabnya masing-masing.

“Jikapun ada kendala ataupun penghentian kegiatan, lebih dikarenakan oleh gangguan cuaca,” tuturnya.

Secara keseluruhan, dari jalannya pertemuan, dapat diketahui, bahwa masyarakat telah sangat faham, bahwa tugas UPJJ pada intinya adalah melakukan pemeliharaan jalan, dan bukan peningkatan jalan. Hal ini terlihat dari pertanyaan ataupun usulan yang mereka ajukan; tidak ada seorangpun yang mengajukan adanya peningkatan jalan. Akhirnya, acara pertemuan yang dimulai pada pukul. 09.00 WIB ini, baru berakhir pada pukul. 14.00 WIB. (PHS)

KEGIATAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK KALBAR TAHUN 2010

A. KEGIATAN NON UTUL
1. Formulir Pendaftaran diterima Panitia di BAAK Universitas Tanjungpura 10 Maret 2010
2. Pengiriman Kelulusan Ke Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten 12 s.d 15 April 2010
3. Pengumuman Calon diterima melalui sekolah 17 April 2010
4. Ujian Keterampilan Khusus bagi peserta yang memilih Program Studi Penjaskes dan Pendidikan Seni Tari dan Musik 27 s.d 28 April 2010
5. Pendaftaran/Registrasi bagi yang lulus seleksi 21 s.d 22 Juni 2010

B. KEGIATAN SELEKSI LOKAL MASUK UNIVERSITAS TANJUNGPURA
1. Pembayaran pada Bank Kalbar 19 s.d 30 April 2010
2. Pengambilan Formulir di BAAK Universitas Tanjungpura 19 s.d 30 April 2010
3. Pengembalian Formulir/Pendaftaran di BAAK Universitas Tanjungpura 19 April s.d 01 Mei 2010
4. Ujian Tulis
• TPA 05 Mei 2010 05 Mei 2010
• IPA/IPS/BAHASA 06 Mei 2010
5. Ujian Keterampilan Khusus bagi peserta yang memilih Program Studi Penjaskesrek dan Pendidikan Seni Tari dan Musik 07 s.d 08 Mei 2010
6. Pengumuman Kelulusan 17 Mei 2010
7. Pendaftaran/Registrasi bagi yang lulus seleksi 23 s.d 26 Juni 2010

C. KEGIATAN SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)
1. Pembayaran Biaya Ujian SNMPTN Lulusan 2008 – 2009 pada Bank Mandiri 02 s.d 12 Mei 2010 (dianjurkan)
2. Pembayaran Biaya Ujian SNMPTN Lulusan 2010 pada Bank Mandiri 02 s.d 31 Mei 2010
3. Pendaftaran Online Lulusan 2008 - 2009 02 s.d 14 Mei 2010 (dianjurkan)
4. Pendaftaran Online Lulusan 2010 02 s.d 31 Mei 2010
5. Pendaftaran Susulan angkatan 2010 10 s.d 12 Juni 2010
6. Ujian SNMPTN 16 s.d 17 Juni 2010
7. Ujian Keterampilan Khusus bagi peserta yang memilih Program Studi Penjaskesrek dan Pendidikan Seni Tari dan Musik 18 s.d 19 Juni 2010

D. KEGIATAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER JALUR IKATAN DINAS
1. Seleksi Tahap I yang dilakukan oleh
• Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota pengusul dan Universitas Tanjungpura
• Seleksi Akademik (Non Ujian Tulis) 10 April 2010
• Tes Akademik (Ujian Tulis) 20 April 2010
2. Seleksi Tahap II yang dilakukan oleh Universitas Tanjungpura
• Pemeriksaan Kelengkapan dan Keabsahan Berkas 15 Mei 2010
• Psikotest 24 Mei 2010
• Tes Akademik (Ujian Tulis) 25 Mei 2010
• Tes Kesehatan Khusus 27 Mei 2010

E. KEGIATAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER, FARMASI DAN KEPERAWATAN JALUR MANDIRI BERBAKAT
1. Pembayaran Biaya pada Bank Kalbar 01 s.d 27 Mei 2010
2. Pendaftaran di FKIK
3. Ujian / Seleksi
• Seleksi Akademik (Ujian Tulis) 31 Mei 2010
• Ujian Psikotest 01 Juni 2010
• Tes Kesehatan Khusus 03 Juni 2010