Sabtu, 27 Juni 2009

MAPALA TEKNIK : Oemetaan Goa Senturo

Rangkaian Kegiatan Pemetaan Goa Senturo
(12 – 15 Agustus 2002)

Senin tanggal 12 Agustus 2002 pukul 06.30 wib ; seluruh tim XPDC ’02 yang berjumlah 13 orang berangkat dari kampus FT- Untan dengan mengendarai bis umum menuju ke-3 lokasi gua pada jalur trayek Pontianak-Seluas, dimana sebelumnya pada hari minggu malam tanggal 11 Agustus 2002 pukul 19.30 Wib. Tim XPDC dilepas Oleh PUDEK III FT UNTAN Bp. Komala Erwan, MT yang juga merupakan salah satu Angkatan Luar Biasa Mapala FT yang diundang beserta anggota –anggota Mapala FT lainnya. Pukul 12.00 Wib Team II XPDC yang beranggotakan ; Vian , Resa , Cokro tiba di Desa Tiga Berkat Kec. Ledo, sedangkan salah satu anggota kami ,Juli sebelumnya sudah turun ke Bengkayang untuk menyelesaikan survey administrasi. Rencana awal kami untuk bertemu Ka-des Tiga Berkat , guna mengkoordinasikan kegiatan kami ternyata gagal, berhubung beliau tidak ditempat. Atas kesepakatan bersama kami memutuskan untuk menunda pemasangan plang dan meneruskan perjalanan. Pukul 14.45 Wib kami berangkat ke Dusun Madi , setelah sebelumnya beberapa saat menunggu kedatangan salah satu anggota kami, Juli. Dengan koordinat 2882,0380 dan sudut kompas 254° kami berjalan menempuh jalan perkerasan dan berbatu dengan jarak ± 3,5 km menuju dusun Madi ,daerah lokasi Gua. Pukul 16.50 Wib kami tiba di dusun Madi dan langsung menemui Ka-dus Bpk. Darmawan Lipah mengkoordinasikan kegiatan kami. Malam hari , setelah istirahat makan kami langsung memulai breafimg yang pertama di rumah Ka-dus guna merencanakan kegiatan esok harinya.
Selasa tanggal 13 Agustus 2002 kami melaksanakan hasil breafing sebelumnya , dimulai dengan persiapan untuk melakukan penyusuran gua bersama Ka-dus dan dua orang pemuda setempat. Pukul 07. 30 Wib. Kami mulai bergerak menempuh perjalanan ke mulut gua yang letaknya di Gn. Serantak dengan melewati jalan kampung , dimana kondisi medannya lumayan terjal , sebagian menyusuri tepian sungai dan mengelilingi bukit-bukit. Tiba di mulut gua pukul 09.05 Wib. Kami langsung mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan , dilanjutkan dengan penyusuran dan pengamatan di dalam gua. Bersama Ka-dus dan dua pemuda setempat kami mengamati dan meneliti kondisi gua serta memasang strength line untuk menentukan posisi stasiun di dalam pemetaan gua nantinya. Menurut informasi, Gua yang kami teliti adalah gua bekas tambang emas yang sudah berberapa tahun tidak digunakan, sehingga awal masuk kami mengalami rintangan seperti kayu – kayu lapuk dan berpaku, genangan air dan berlumpur juga , kotoran kelelawar yang menumpuk. Walaupun demikiaan kami akhirnya selesai melakukan penyusuran gua dan keluar pada pukul 10.13 wib dengan membawa kotoran kekelawar yang diperlukan oleh Ka-dus sebagai pupuk tanaman. Perjalanan kami lanjutkan kelokasi air terjun Batu Timah, yang memiki pontensi wisata dengan menempuh jalan yang medannya ± sama dengan kondisi medan menuju mulut gua; setelah sebelumnya sempat memasang plang nama gua disekitar mulut gua. Tiba di Batu Timah pukul 13.00 wib, kami dihadsapkan pada pemandangan air terjun yang indah, bertikat-tingkat dengan ketingian ± 8 m. Setelah istirahat, mandi dan makan siang sambil mengamati pemandangan alam sekitarnya, kami langsung meneruskan perjalanan pulang ke

Dusun Madi. Pukul 16.20 wib kami tiba di Bendungan Madi dan memutuskan untuk breffing dan menbuat planning untuk kegiataan esok. Pukul 17.30 wib kami tiba di rumah Ka-dus lansung istirahat.
Rabu, 14 Agustus 2002, kami melaksanakan hasil planning yang sudah disepakati,di mulai dengan melakukan pemetaan jalur kemulut gua dan bergerak mulai pukul 07.10 wib tanpa didampingi oleh penduduk setempat. Dalam pemetaan jalur , kami mengunakan alat seperti kompas & peta, dimana pada saat menentukan titik start , kami melakukan resection ke gunumg Bawang dan Gn. Serantak , walaupun kondisi alam pada saat itu berkabut. Perjalanan kami lanjutkan dengan menghitung langkah dan membaca sudut kompas , melewati jalan yang dilalui sebelumnya. Tiba di mulut gua pukul 09.12 Wib , langsung mempersiapkan peralatan & perlengkapan untuk pemetaan sekaligus pembagian tugas ; dimana Vian ,resa, Juli masuk ke dalam untuk melakukan pemetaan sedangkan Cokro di luar , menjaga & mempersiapkan makan siang serta mengamati kondisi alam sekitar mulut gua. Dengan peralatan yang sederhana seperti meteran, kompas , tali rafia, klinometer,helm, webbing, carabiner, worksheet, pen/pensil, alat dokumentasi, kamera, dan alat penerangan seperti senter, obor, lilin; dimana kondisi gua yang sebagian permukaannya ditutupi kotoran kelelawar, berlumpur, dan banyak kayu-kayu lapuk bekas tambang serta paku-paku karat yang banyak bertaburan & membahayakan, sehingga pada awalnya sulit untuk kami beradaptasi dan mengatur teknis pengukuran yang effisien; Namun pada akhirnya kami berhasil memetakan gua pada jalur kiri sepanjang ± 161,95m dan keluar untuk istirahat pukul 12.40 Wib. Sebagai informasi , jalur kiri dari gua ini ternyata beresiko tinggi ,dimana banyak terdapat sumur-sumur dan kolam yang tak terlihat karena tergenang air, kondisi yang gelap sehingga memaksa kami untuk melakukan pengukuran dengan hati-hati. Setelah istirahat makan siang , pemetaan kami lanjutkan sekitar pukul 14.16 wib , dimana yang bertugas untuk menjaga diluar dan mempersiapkan lokasi bivak adalah Juli, sisanya meneruskan pemetaan pada jalur kanan. Dalam pemetaan kali ini kami banyak menemukan kesulitan dalam pengukuran , berhubung medannya yang terjal dan licin serta kondisi gua yang luas dan banyak terdapat lorong-lorong bertingkat dan kamar yang luas sehingga bingung untuk menentukan stasiun-stasiun. Sekitar pukul 16.40 kami memutuskan untuk keluar dari gua dan menuju ke lokasi bivak di tepi sungai,dimana pemetaan akan diteruskan keesokaan harinya. Malam hari seperti biasa kami mengadakan breefing untuk mengevaluasi kegiatan dan membuat planning untuk kegiatan esok.
Kamis, tanggal 15 Agustus 2002 , berdasarkan hasil rapat sebelumnya, pemetaan dilanjutkan dengan target sampai selesai. Pukul 09.15 wib kami berempat masuk ke mulut gua , menyelesaikan pemetaan dengan langkah dan teknis yang berbeda dari sebelumnya dan lebih efektif & effisien sehingga dapat diselesaikan sampai pukul 12.08 wib. Atas kesepakatan bersama kami langsung meninggalkan lokasi gua menuju Dusun Madi , setelah sebelumnya istirahat, makan mandi dan membereskan peralatan dan perlengkapan. Tiba di Dusun Madi sekitar pukul 15.16 wib , kami langsung berpamitan dengan Ka-dus & penduduk setempat , dimana sebelumnya sempat berfoto dan beramah-tamah sambil mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Perjalanan kami lanjutkan menuju desa Tiga Berkat........! Pukul 17.20 wib, Kami tiba di desa Tiga Berkat dan langsung ke rumah Ka-des, untuk mengkoordinasikan tentang pemasangan plank nama gua. Ternyata sekali lagi kami gagal menemui beliau. Walaupun demikian beliau telah berpesan dengan istrinya , bahwa tentang

pemasangan plang tersebut akan ditanganinya. Namun disini kami menemukan ketidakpastian dan berbagai macam kemungkinan,sehimgga kami memutuskan untuk langsung memasang plang tepat pukul 17.50 wib. Ketika akan meneruskan perjalanan ke Bengkayang , ternyata Ka-des yang kami tunggu akhirnya datang, sehingga kami sepakat untuk menunda keberangkatan. Dari pembicaraan kami dengan beliau dalam waktu yang lumayan simgkat itu, dapat kami ambil kesimpulan bahwa beliau sangat mendukung akan kegiatan kami ini. Tambahan pula beliau sebenarnya berencana untuk memasangkan plang tersebut sekitar selesainya kegiatan 17-an berhubung material nya juga belum lengkap. Walaupun demikian kami sangat beruntung sekali ,karena beliau menjanjikan akan merawat dan menjaga plang tersebut. (Asyik oiiiii....!). Jadi untuk pemetaan dan pendataan gua serta pemasangan plang nama gua kami anggap selesai. Setelah berpamitan dan beramah-tamah dengan Kades , kami pun langsung berangkat ke Bengkayang sekitar pukul 19.30 wib dengan mobil angkutan. Malam hari pukul 20.30 wib kami tiba di Bengkayang dan langsung istirahat makan malam dan dilanjutkan dengan breefing.
Jum’at tanggal 16 Agustus 2002, Juli & Resa berangkat mengecek proposal ke Dinas Koperasi dan diteruskan dengan membeli beberapa perlengkapan untuk pendakian. Sedangkan Vian dan Cokro mempersiapkan perlengkapan dan persiapan untuk berangkat. Pukul 14. 15 wib, team II XPDC berangkat ke Sg. Ledo sesuai dengan time schedule untuk berkumpul dengan team I dan team III XPDC ’02 MPL-FT Perjalanan Kami tempuh menggunakan bis umum & tiba di Sg. Ledo sekitar pukul 16.40 wib dan langsung menuju rumah Camat Sg. Ledo Bpk. Clemen Disinilah ke-3 team Pemetaan Gua berkumpul kembali menjadi 1 team besar untuk meneruskan kegiatan Pendakian Gn. Nyiut keesokan harinya tanggal 17 Agustus 2002.



















Hasil Pengamatan Goa Senturo
(12 – 15 Agustus 2002)

A. Flora

· Sekitar gua- dusun Madi
Tumbuh-tumbuhan yang banyak ditemui umumnya tumbuhan yang hidup di hutan tropis yang masih banyak mendapat cahaya matahari . Ada juga macam-macam Anggrek hutan dan bunga-bunga lainnya. Selain itu tumbuhan yang berkhasiat untuk obat-obatan bermacam-macam penyakit yang di kenal dengan nama “ Empedu Tanah” yang banyak terdapat di pegunungan di sekitar wilayah gua.
· Dalam Gua
Tumbuhan yang sering ditemui hanya lumut-lumut yang menempel di dinding gua.
B. Fauna
· Sekitar gua- dusun Madi
Jenis satwa yang sering ditemui disekitar gua seperti ular ,katak , burung-burung hutan yang umumnya sering ditemui pada daerah hutan wilayah Kal-Bar.
Sedangkan hewan / satwa yang bermukim di wilayah dusun Madi umumnya hewan ternak dan peliharaan;seperti; sapi, anjing, ayam babi, itik dll.
· Dalam Gua
Jenis satwa yang sering ditemui di gua adalah kelelawar , tikus, katak, serangga, kepiting tanah , ular dll.
C. Potensi Wisata
· Sekitar gua- dusun Madi
Dalam ruang limgkup sekitar gua (peg. Serantak ) yang kaya akan sumber daya alam dan panorama alam (hamparan perbukitan, air terjun, tebing-tebing, sungai arus deras dll.) merupakan pesona alam yang sangat menarik dan berpotensi untuk menunjang Ekoturisme, Penelitian dan kegiatan Petualangan.
· Dalam Gua
Demikian juga dengan Gua Senturo yang merupakan Gua bekas tambang emas jaman Belanda yang mempunyai potensi dalam kegiatan Ekoturisme, Penelitian terutama dengan ciri khasnya yang mempunyai Populasi Kelelawar yang sangat, serta batu-batuan sebagai bahan tambang emas serta nilai Sejarahnya yang mungkin belum diketahui oleh khalayak ramai dan bernilai tinggi.
D. Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat,
Kehidupan Masyarakat disekitar pegunungan Serantak yang terdiri dari Suku Dayak ini dapat dikatakan sudah maju, tetapi untuk kegiatan Upacara Adat dan Seni Kebudayaannya masih sering dijumpai. Majunya kehidupan masyarakat ini mungkin dipengaruhi oleh masuknya sarana komunikasi dan transportasi seperti TV, Antena Parabola, VCD serta angkutam pedesaan yang menuju kedusun

Madi seminggu dua kali. Selain itu terdapat juga fasilitas pendidikan sekolah dasar dan keagamaan (Gereja) yang turut mendukung majunya kehidupan masyarakat setempat. Sangat disayangkan kondisi jalan untuk mencapai dusun jika diukur dari jalan besar di Desa Tiga Berkat sangat memprihatinkan dan lumayan jauh sehingga masih ada beberapa hasil-hasil pembangunan yang tidak mereka rasakan. Walaupun dari mata pencaharian yang pada umumnya Petani dan Perambah Hutan namun mereka mampu untuk hidup dan membiayai pendidikan anak-anak mereka kekota. Itu menandakan pemikiran mereka yang sudah maju dan berkembang.

AKSESBILITAS

Untuk mencapai Gua Senturo dapat melalui satu rute perjalanan :

No. Rute Perjalanan Kendaraan Waktu (jam) Biaya
1 Pontianak – Bengkayang Bus 4,5 Rp. 13.000,00
2 Bengkayang – Desa Tiga Berkat Bus ¾ Rp. 2.000,00
3 Desa Tiga Berkat – Dusun Madi Ang-des ¼ Rp. 1.000,00
4 Dusun Madi – Lokasi Gua Jalan kaki 1 -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar